Selasa, 10 Juli 2012

How about Tekkom ?


Tekkom atau teknik komunikasi merupakan suatu mata kuliah yang cukup berat. Meski terkesan gampang dalam pelaksanaannya CUMAN buat poster, webblog, dan film. Tapi jelas berat di ongkos, mahasiswa plus anak kos pas-pasan macam saya ini musti irit kuadrat. Jadi capeeek deh -,-


Taaapi, kuliahnya enak, dosennya Alhamdulillah baik jadi ngerasa enjoy pas kuliah. Gara gara tekkom juga kita bisa piknik keluar kota bareng anak satu kelompok :p

Peran dan Fungsi Mahasiswa


Fungsi dan Peranan Mahasiswa Dalam Membangun Indonesia
 Mahasiswa adalah muda mudi bangsa yang berbekal intelektual tingi. Tonggak dari kemajuan pembangun dan peradapan Bangsa Indonesia. Dimana mahasiswa seringkali disebutkan sebagai pemuda harapan bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang belajar di perguruan tinggi atau universitas. Satu level diatas siswa SMU biasa atau anak sekolahan. Banyak pandangan dari luar terhadap mahasiswa. Mahasiswa sejatinya adalah segerombolan pelajar yang kritis, , aktif, intelektual, dan nasionalis. Mengapa disebutkan seperti berikut, karena setiap mahasiswa dalam masyarakat memiliki arti generative. Dimana nantinya mahasiswa sebagai pemuda harapan bangsa diharapankan mampu meneruskan perkembangan bangsa dan mampu membawa terobosan terobosan baru untuk Bangsa Indonesia. Tidak lagi menunggu intruksi dari kalangan tua yang sedang menjabat. Keaktifan mahasiswa bersuara sering kali dianggap sebagai suara perwakilan rakyat, banyak sekali orasi atau demo mahasiswa yang mengatasnamakan pembelaan terhadap rakyat. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa memang berperan penting dalam pembangunan bangsa. Tentunya dilihat dari fakta, kenyataan, dan kesesuaian yang ada. Kritis, mahasiswa diharapkan mampu memandang segala sesuatu hal dengan kritis. Bahwasanya mahasiswa tidak lagi menelan mentah mentah setiap kebijakan dan teori public yang sering menjadi kontroversi dikalangan masyarakat. Intelektual, sekali lagi mahasiswa diharap mampu menjadi sosok yang berdedikasi, dan memiliki tingkat intelektual yang tinggi  khususnya pada bidang keahlian masing masing. Mahasiswa diharapkan bisa menciptakan terobosan terobosan baru yang mempermudah mahasiswa sendiri, atau masyarakat kalangan luas. Selanjutnya mahasiswa diharuskan memiliki rasa nasionalisme. Mahasiswa diharapkan memiliki rasa tanggung jawab terhadap kebangsaan mereka, menjunjung etika moral Bangsa Indonesia, dan mampu mengutarakan fakta atau kebenaran yang ada. Mahasiswa sebagai agen penerus bangsa harus mampu mewujudkan cita cita Bangsa Indonesia yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa  dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, pedamaian abadi dan keadilan social. Mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu berbicara teoritis, namun juga dapat berbicara fakta. Mahasiswa yang nantinya meneruskan kepemimpinan negara, harus memiliki rasa tanggung jawab sepenuhnya terhadap bangsanya. Mahasiswa diharapkan mampu menggantikan system birokrasi bangsa Indonesia yang tengah porak poranda dengan adanya praktek KKN dikalangan pejabat hingga rakyat jelata. Mahasiswa diharapkan mampu menegakkan kembali tonggak system birokrasi bangsa, yang dijadikan indicator kesuksesan bangsa. Mahasiswa diharapkan mampu berfikir rasional, tidak bertindak anarki, berkontribusi penuh dalam pembangunan bangsa, dan mampu mempelopori terciptanya suasana yang kondusif baik di lingkungan kampus maupun di dalam masyarakat. Sebuah dedikasi untuk sebuah penghidupan yang lebih mutlak tentang sebuah kebijakan yang mewakili segenap aspek kesejahteraan serta hak-hak setiap masyarakat Bangsa Indonesia untuk mendapatkan sebuah keadilan dan bersuara. Pada intinya mahasiswa dianggap sebagai regenerasi pimpinan bangsa yang diharapkan kedepannya bisa menahkodai perjalanan kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia. Setangkup harapan pada pundak para mahasiswa yang tentunya menjadi kantung harapan bangsa. Dengan demikian diharapkan mahasiswa lebih lebih menyadari tanggung jawabnya sebagai tonggak bangsa.

Fenomena Sumur Resapan Tembalang


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun demikian secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi dan dapat dikatakan relatif kecil yakni 16,08 % (1995). Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya.
            Dari data statistik 1995, prosentasi banyaknya rumah tangga dan sumber air minum yang digunakan di berbagai daerah di Indonesia sangat bervariasi tergantung dari kondisi geografisnya. Secara nasional yakni sebagai berikut : Yang menggunakan air leding (PAM) 16,08 %, air tanah dengan memakai pompa 11,61 %, air sumur (perigi) 49,92 %, mata air (air sumber) 13,92 %, air sungai 4,91 %, air hujan 2,62 % dan lainnya 0,80 %.
            Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kulaitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk diminum. Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara perlahan.
            Untuk menanggulangi masalah tersebut, salah satu alternatif yakni dengan cara mengolah air tanah atau air sumur sehingga didapatkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, Kelompok Pengkajian Sistem Pengelolaan Air, Kedeputian Bidang Analisis Sistem, BPP Teknologi, telah mengembangkan teknologi untuk mengolah air sumur menjadi air yang dapat langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu. Unit alat tersebut terdiri dari antara lain : pompa air baku, filter bertekanan, filter mangan zeolit, filter karbon aktif, cartridge filter dan sterilisator ultra violet. Unit alat tersebut dapat dirancang sesuai dengan kapasitas yang diinginkan.

BAB II

PEMBAHASAN

APLIKASI SUMUR RESAPAN, STUDI KASUS DI KECAMATAN TEMBALANG, SEMARANG, JAWA TENGAH

Kecamatan Tembalang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di wilayah Semarang atas, yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air. Akan tetapi, laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang pesat, mengakibatkan daerah Tembalang mengalami perubahan fungsi tata guna lahan. Dalam menghadapi permasalahan tersebut, yang harus dilakukan adalah dengan menahan debit air berlebih yang turun ke wilayah Semarang bawah yaitu dengan pembuatan sumur-sumur resapan di daerah Semarang atas, yang dalam hal ini mengambil lokasi penelitian di Kecamatan Tembalang. Dari perhitungan diatas didapatkan hasil bahwa volume air di Kecamatan Tembalang yang tidak dapat terserap kedalam tanah jika terjadi hujan sebesar 889 liter/detik. Untuk itu dibutuhkan 330 sumur resapan di Kecamatan Tembalang dengan diameter sumur 0,2 meter untuk akuifer 20 m untuk menggantikan debit air yang melimpas tadi.
Dalam menentukan lokasi sumur resapan harus mempertimbangkan aspek fisik geologi, karena tidak semua lokasi cocok untuk sumur resapan, contohnya adalah Perumahan Bukit Diponegoro. Pembuatan sumur resapan pada perumahan tersebut akan mengakibatkan longsor.

BAB III
KESIMPULAN
Penghamburan air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada lahan yang diairi dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat berakibat terjadinya kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya produktivitas air dan tanah. Belum lagi lahan yang tertutup paving dan bangunan. Sekarang ini di Kawasan Tembalang semakin marak pembangunan bangunan dan paving. Sehingga air tidak dapat meresap masuk ke dalam tanah. Seiring dengan majunya pembangunan perlu adanya sinkronisasi, antara pembangunan dan penyediaan lahan  untuk penyerapan air tanah. Untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan di daerah Tembalang, karna lahan tidak mampu menyerap air. Namun agar lahan penyerapan berfungsi sesuai harapan, harus ada relokasi ulang yang sesuai dengan kondisi geografisnya. Tidak seperti sumur resapan di daerah Bukit Diponegoro yang malah menyebabkan longsor. Dengan kata lain harus ada peninjauan wilayah lebih lanjut.